Jumat, 23 April 2010

Gabriel Fallopio

Gabriel Fallopio (1523-1562) adalah seorang ahli medis dan anatomi terkenal di abad 16. Selain itu, ia juga memperoleh gelar di bidang botani. Terutama meneliti tentang penyakit di bagian kepala, seperti penyakit di telinga dan kepala. Fallopio juga mempelajari organ-organ seksual pada pria maupun wanita dan mendeskripsikan tuba fallopi. Ia mengusulkan penggunaan kondom setelah melakukan penelitian tentang penyakit sifilis. Bukunya yang berjudul “Anatomy” diterbitkan pada tahun 1561. Kebanyakan karyanya diterbitkan setelah dia tiada.

Sabtu, 10 April 2010

Racun Penghambat Rantai Respirasi


Sebagian besar informasi tentang rantai respirasi diperoleh dengan penggunaan inhibitor. Hal ini telah member pengetahuan mengenai mekanisme kerja beberapa jenis racun.
Inhibitor yang menghentikan respirasi dengan cara menyekat rantai respirasi bekerja pada tiga tempat. Tempat pertama dihambat oleh golongan barbiturate seperti amobarbital, antibiotic pierisidin A, insektisida, serta racun ikan rotenone.
Banyak racun yang sudah dikenal, seperti sainida, dapat menghentikan pernapasan dengan menghambat rantai respirasi.
(murray et al. 2003)

Sabtu, 03 April 2010

Alkohol Selama Kehamilan

Paringatan bagi perempuan yang sedang hamil: Jangan coba-coba menegak minuman yang beralkohol, meski hanya satu teguk, alkohol menyebabkan anak yang dilahirkan bermasalah dengan perilaku. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Virginia Delaney-Black dan timnya menunjukkan adanya dampak merugikan akibat si ibu meminum sedikit alkohol sebelum melahirkan.
Studi yang dilakukan terhadap 5.006 perempuan yang mendapat perawatan parental (pra melahirkan) di rumah sakit universitas. Mereka ditanyai mengenai konsumsi alkohol selama kehamilan. Mereka dokontak lagi setelah anak mereka berusia 6 dan 7 tahun, yang kemudian diuji problem perilakunya. Penelitian ini mempertimbangkan faktor yang bisa mempengaruhi perilaku anak-anak.
Hasilnya, perempuan hamil yang meminum sesloki minuman keras sekali dalam seminggu selama masa kehamilannya mempunyai tiga kali lipat  melahirkan anak dengan perilaku yang bermasalah.
(Dartmouth medicine magazine)

Jaringan Pada Tumbuhan

Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan dibahas macam-macam jaringan dan organ yang membentuk tubuh tumbuhan.
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
·         JARINGAN MERISTEM
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam

1. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang.
Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.

2. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu kambium.
Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem.
Aktivitas kambium  menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae(tumbuhan berbiji terbuka ).
Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu.Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem interkalar danmeristem lateral.
1.       Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu  menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
2.       Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel  meristem  interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
3.       Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya  akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.

·         JARINGAN DEWASA
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :
·         Jaringan Epidermis
Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya.
·         Jaringan Parenkim
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
  • Parenkim asimilasi
Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
  • Parenkim penimbun
Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.
Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.
  • Parenkim udara
Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
·         Jaringan Penguat/Penyokong
Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
  • Kolenkim
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
  • Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
·         Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu.
  

  • Xilem
         Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke daun untuk   proses fotosintesis
  • Floem


Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
·         Jaringan Gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.

Jumat, 02 April 2010

Revolusi Biru


Laut merupakan sumber daya alam yang cukup besar. Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan protein yang tidak hanya didapat dari hewan darat tetapi juga hewan laut.
Untuk meningkatkan sumber daya alam di lautan, maka dilaksanakan revolusi biru. Jadi dengan kata lain revolusi biru ialah pengembangan teknologi pemanfaatan sumber daya hayati laut, guna memenuhi kebutuhan pangan manusia.
Sumber daya alam dari laut dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sumber daya alam hayati dan non hayati. Sumber daya alam hayati adalah sumber daya yang berasal dari mahluk hidup, misalnya:
1.       Jenis tumbuhan meliputi alga (rumput laut) yang dapat diolah menjadi agar-agar dan sumber karbohidrat.
2.       Jenis hewani, misalnya ikan, kerang, mutiara, dan bangsa udang-udangan yang menyimpan protein tinggi. Banyak jenis ikan yang dimanfaatkan sebagaipemenuh kontumsi manusia. Khusus kerang mutiara merupakan sumber daya laut yang sangat potensial
Sumber non hayati, yang terdiri dari
1.       Air laut yang banyak mengandung Mg dan NaCl.
2.       Nodul di dasar laut yang berupa endapan Mn, Ni, Co, Cu, Au, dan Zn yang sangat dibutuhkan bagi industry.
3.       Energy, merupakan sumber daya yang potensial untuk pembangkit listri dan sebagainya.
Usaha-usaha atau tindakan yang dilakukan dalam revolusi biru misalnya:
1.       Membersihkan permukaan laut dari kotoran berupa cairan minyak, limbah beracun dan pencemaran lainnya.
2.       Menghindari penangkapan ikan yang tak kenal batas dan menciptakan undang-undang perlindungan.
3.       Melarang penggunaan alat yang dapat membahayakn orgnisme laut.

Sistem Regulasi Manusia

System regulasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sitem endokrin/hormon, dan indra. Sistem saraf bekerja cepat dalam menganggapi perubahan, sedangkan sistem hormon bekerja lambat dalam. Indra adalah reseptor rangsang dari luar.
Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron). Sel saraf terdiri dari badan sel, inti sel, akson, dendrit, selubung myelin, sel Schwann, dan nodus ranvier. Sel saraf yang berfungsi menerima rangsang (reseptor) disebut saraf sensori. Sel saraf yang membawa rangsang dari otak menuju ke efektor disebut saraf motori. Sedangkan sel saraf yang menghubungkan neuron sensori dan neuron motori disebut neuron intermediat.
Penghantaran impuls pada sel saraf dapat terjadi melalui dua cara, yaitu melalui perubahan muatan listrik pada sel saraf dan melalui sinapsis gerakan ada manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Pada gerak biasa, rangsang melalui jalur neuron sensori-interneuron-otak-neuron motori-efektor.sedangkan gerak refleks tidak melalui otak tetapi melalui sumsum tulang belakang.
Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak terbagi menjadi otak besar (serebru), otak kecil (serebelum), jembatan varol, dan medulla oblongata (sumsum lanjutan). Setiap bagian otak memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam mengatur kerja tubuh. Otak besar berfungsi sebagai pusat kesadaran, kecerdasan, ingatan, kenisfan, dan interpretasi kesan. Otak kecil sebagai pusat keseimbangan dan koordinasi motor/gerakan. Medulla oblongata berfungsi untuk mengatur denyut jantung, tekanan darah, gerakan pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltik, batuk, dan bersin.
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang berasak dari saraf-saraf yang keluar dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik. Kerja kedua sistem saraf ini selalu berlawanan antagonis).
Sistem endokrin (hormon) pada manusia terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin, yang terdiri dari kelenjar hipofisis, pineal, hipotalamus, tiroid, paratiroid, timus, adrenal, pancreas, dan kelamin (testis dan ovarium).
Alat indra pada manusia ada lima macam, yaitu indra penglihat (mata), pencium (hidung), pendengar (telinga), pengecap (lidah), peraba dan perasa (kulit).
Reseptor pada mata disebut sel konus (kerucut) dan sel basilus (batang). Reseptor pada rongga hidung adalah sel-sel olfaktori. Reseptor pada teminga adalah organ korti. Reseptor pada lidah adalah tunas-tunas pengecap. Reseptor pada kulit adalah korpuskula pacini, ujung saraf ruffini, ujung saraf Krause, dan korpuskula meissner.
Pemakaian narkotika dapat mengganggu kerja sistem saraf. Narkoba dapat digolongkan menjadi stimulan (perangsang, seperti amfetamin dan kokain), depresan (penenag, seperti barbiturat, opium, morfin), dan halusinogen (mempegaruhi persepsi penglihatan dan pendengaran subjek dan juga peningkatan respon emosional.