Senin, 03 Mei 2010

Mutasi Kriogenik

Ilmu tentang suhu yang sangat rendah disebut kriogenik (yunani: kryos = dingin). Ilmu ini lahir pada akhir pertengahan abad XIX. Pada tahun 1885 dunia ilmu pengetahuan berhasil untuk yang pertama kalinya dapat mencairkan udara, dipelopori oleh ilmuan-ilmuan Polandia Karol S. Olszewski dan Z. Von Wroblewski. Dua puluh tiga tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1908 gas mulia yang bernama helium berhasil direduksi menjadi cair oleh ilmuwan Belanda Heike Kemerlingh Onner. Meski sebenarnya tidak akan pernah mungkin dicapai pendinginan hingga suhu nol mutlak atau suhu nol absolute (0oK atau -273,16oC), kita telah cukup dapat menikmati manfaat kriogenik dalam berbagai keperluan. Hal ini tidak lepas dari jasa para tokoh seperti Davy, Farady, Boyle, dan Lord Kelvin yang melengkapi dasar-dasar kriogenik tersebut. Ilmu pengetahuan tentang pendinginan didasarkan atas penekanan dan pemberian gas-gas. Telah diketahui bersama bahwa gas memanas bila dimampatkan atau ditekan, dan mendingin bila meluas.
Di bidang kedokteran, kriogenik digunakan dalam pembedahan dan pengobatan. Pembinasaan tumor, pengobatan pada kekacauan saraf tertentu dan pengikatan kembali selaput jala menggunakan kriogenik sekitar 170oK. ilmu pengobatan menggunakan metode kriogenik disebut cryosurgery.
Dalam riset biologi, kriogenik digunakan dalam metode pemindahan organ dan jaringan yang membeku, untuk penggunaan di kemudian hari. Kriogenik juga berperan penting dalam pengembangan proses fusi laser yang merupakan suatu proses penghasil energi utama di masa depan. Pengembangan lemari es dan AC juga merupakan aplikasi dari kriogenik. Namun perlu dicatat bahwa disamping manfaat yang dapat kita nikmati, kriogenik juga merupakan andil terjadinya mutan dalam terjadinya mutasi, karena suhu yang sangat rendah adalah salah satu faktor penyebab mutasi yang disebut mutagen (mutagenic agent)

0 komentar:

Posting Komentar